aku berdiri disudut jalan,
dan terdiam disampingmu,
ku biarkan kau berjalan sendirian,
lalu kubilang :
jangan kau panggil namaku,
panggil saja namamu,,
karena hanya itulah yang bisa kau percaya.
bandung, 190909
19 September 2009
Memberi Tanya
ketika tanyaku
timbul karena diammu,
maka apa yang akan
timbul karena katamu!
karena katamu, bukan
diammu
yang memberi kutanya.
bandung, 180909
timbul karena diammu,
maka apa yang akan
timbul karena katamu!
karena katamu, bukan
diammu
yang memberi kutanya.
bandung, 180909
18 September 2009
Tak Salah
tak ada yang salah
saat kita bertemu,,
saat mata saling memandang,
saat tangan saling melambai,,
yang salah adalah
tatkala rasio tak lagi kuat,
menahan godaan hati yang mulai membuai.
bandung, 170909
saat kita bertemu,,
saat mata saling memandang,
saat tangan saling melambai,,
yang salah adalah
tatkala rasio tak lagi kuat,
menahan godaan hati yang mulai membuai.
bandung, 170909
Bercak Dinding
ada bercak di dinding itu,
bercak-bercak yang berwarna putih,
dan perlahan mulai membesar,
tak perlu kau takut!
karena ia bukan ada di dinding hatimu,
tapi di dinding paru-paruku.
bandung, 170909
bercak-bercak yang berwarna putih,
dan perlahan mulai membesar,
tak perlu kau takut!
karena ia bukan ada di dinding hatimu,
tapi di dinding paru-paruku.
bandung, 170909
Tak Ada
aku terdiam disudut,
ditemani lampu yang mulai meredup
sesekali aku menoleh,
kemudian kembali diam
sembari kuhisap rokok,
huh,,
tak ada apa-apa...
bandung, 160909
ditemani lampu yang mulai meredup
sesekali aku menoleh,
kemudian kembali diam
sembari kuhisap rokok,
huh,,
tak ada apa-apa...
bandung, 160909
16 September 2009
Tentang Selesai
ada yang tak mampu kuselesaikan,
karena ternyata
kita tak pernah benar-benar selesai,
kita hanya sedang mencoba,
karena jika selesai,
maka kita benar-benar tak ada.
bandung, 160909
karena ternyata
kita tak pernah benar-benar selesai,
kita hanya sedang mencoba,
karena jika selesai,
maka kita benar-benar tak ada.
bandung, 160909
Menuju Aku
Meniti jalan
dari cahaya lampion di labirin,,
dan yang kudapati
hanya setitik cahaya,
yang perlahan mengantarkanku,
menuju Aku...
bandung 150909
dari cahaya lampion di labirin,,
dan yang kudapati
hanya setitik cahaya,
yang perlahan mengantarkanku,
menuju Aku...
bandung 150909
15 September 2009
Cahaya Mata
Seberkas cahaya terlintas dalam mata itu; mata
yang tertatap dalam setiap senja di kejauhan
yang lantas bergerak dalam setiap pekat…
mata yang penuh dengan warna kebahagiaan;
menampakan dirinya yang ceria dalam
setiap langkah di senja kala yang indah…
mata itu bukanlah mata sang dewa, mataku atau mata
yang lain, mata itu adalah mata seorang dewi;
yang penuh keceriaan dan selalu menjadi simpul harapan…
Depok, 1 October 2007
yang tertatap dalam setiap senja di kejauhan
yang lantas bergerak dalam setiap pekat…
mata yang penuh dengan warna kebahagiaan;
menampakan dirinya yang ceria dalam
setiap langkah di senja kala yang indah…
mata itu bukanlah mata sang dewa, mataku atau mata
yang lain, mata itu adalah mata seorang dewi;
yang penuh keceriaan dan selalu menjadi simpul harapan…
Depok, 1 October 2007
Hanya Ingatan
Ada yang tak mampu kulupa,
Dari suara dawai yang mendenting,
senja yang hangat,
kepulan asap sebatang rokok,
warna pekat kopi,
dan keceriaannya.
Tapi semua itu hanya ingatan.
bandung 150909
Dari suara dawai yang mendenting,
senja yang hangat,
kepulan asap sebatang rokok,
warna pekat kopi,
dan keceriaannya.
Tapi semua itu hanya ingatan.
bandung 150909
13 September 2009
satu
dalam keberbedaan
kita mencoba jadi satu,,
tapi tak pernah bisa jadi satu,,
karena kita hanya menjadi..
bandung, 130909
kita mencoba jadi satu,,
tapi tak pernah bisa jadi satu,,
karena kita hanya menjadi..
bandung, 130909
tentang sastra
saat itu ketika senja datang,
matahari mulai kehilngan kuasanya,
ia menundukan setengah kuasa, pada warna hitam
yang perlahan mulai datang dan membentangi langit sastra
tak ada yang berubah,
mulutnya masih tetap berguman dan
beradu cepat dengan kepulan asap
yang keluar dari bibirnya,,
tak ada yang berbeda,
karena dia masih saja menikmati kebebasannya,
ia bebas bergerak, dan ia pun bebas berkelana,
untuk menikmati hidupnya,,
tapi saat ini ketika senja datang,
matahari seperti tak kehilangan kuasanya,
ia tak mau tunduk pada warna hitam
yang harusnya nampak di langitan sastra
dan saat ini, setelah 2 tahun
aku tak pernah tahu
apakah ia telah berubah dan berbeda
dalam menikmati kebebasannya..
matahari mulai kehilngan kuasanya,
ia menundukan setengah kuasa, pada warna hitam
yang perlahan mulai datang dan membentangi langit sastra
tak ada yang berubah,
mulutnya masih tetap berguman dan
beradu cepat dengan kepulan asap
yang keluar dari bibirnya,,
tak ada yang berbeda,
karena dia masih saja menikmati kebebasannya,
ia bebas bergerak, dan ia pun bebas berkelana,
untuk menikmati hidupnya,,
tapi saat ini ketika senja datang,
matahari seperti tak kehilangan kuasanya,
ia tak mau tunduk pada warna hitam
yang harusnya nampak di langitan sastra
dan saat ini, setelah 2 tahun
aku tak pernah tahu
apakah ia telah berubah dan berbeda
dalam menikmati kebebasannya..
11 September 2009
Manifesto Keakuan
aku menapaki hari dalam kelam yang sedikit berjarak dari malam,
berjalan dengan gumaman
yang keluar bersama kepulan asap
dari mulut yang masih merasakan asam,,
aku hendak berlari dalam kesuraman,
yang selalu membawaku menuju impian dalam malam,
dan terkadang, sesekali ku coba untuk dilawan dengan keterjagaan yang menampik semua kenyataan,
yang kupercayai sebagai hasil dari kesepakatan,,
sejatinya, aku tak pernah minta untuk diberkahi,
dan dilahirkan untuk menikmati hangatnya mentari,
dalam setiap prosesi tentang duniawi yang masih perlu dibenahi
hanya kemudian untuk digiring menuju altar suci
aku hanya yang menghedaki hidup yang berjalan bersama kehendak dan hasrat,
bergerak kesetiap tempat dengan bebas,
tanpa perlu digiring atas nama dosa dan pahala,
yang hanya membuat aku dari peradaban yang tak tertuntaskan.
bandung 090909
berjalan dengan gumaman
yang keluar bersama kepulan asap
dari mulut yang masih merasakan asam,,
aku hendak berlari dalam kesuraman,
yang selalu membawaku menuju impian dalam malam,
dan terkadang, sesekali ku coba untuk dilawan dengan keterjagaan yang menampik semua kenyataan,
yang kupercayai sebagai hasil dari kesepakatan,,
sejatinya, aku tak pernah minta untuk diberkahi,
dan dilahirkan untuk menikmati hangatnya mentari,
dalam setiap prosesi tentang duniawi yang masih perlu dibenahi
hanya kemudian untuk digiring menuju altar suci
aku hanya yang menghedaki hidup yang berjalan bersama kehendak dan hasrat,
bergerak kesetiap tempat dengan bebas,
tanpa perlu digiring atas nama dosa dan pahala,
yang hanya membuat aku dari peradaban yang tak tertuntaskan.
bandung 090909
Manifesto Ketertundukan
kehadiranmu adalah karunia,
yang menyelinap dalam kericuhan dunia,
menjebakku dalam kegelisahan asa
yang berpangkal di tatapan mata
matamu mengisyaratkan rahasia,
yang kau bungkamkan dalam baluan rasa,
dan kau hidangkan dalam segumpal kata,
yang membuatku jadi tak kuasa,,
kemudian aku hanya bisa termenung,
diam dalam kesendirian yang tak terbendung,
sambil sesekali mencoba untuk tak berkabung,
dilautan rasa yang menggelembung,,
bandung 090909
yang menyelinap dalam kericuhan dunia,
menjebakku dalam kegelisahan asa
yang berpangkal di tatapan mata
matamu mengisyaratkan rahasia,
yang kau bungkamkan dalam baluan rasa,
dan kau hidangkan dalam segumpal kata,
yang membuatku jadi tak kuasa,,
kemudian aku hanya bisa termenung,
diam dalam kesendirian yang tak terbendung,
sambil sesekali mencoba untuk tak berkabung,
dilautan rasa yang menggelembung,,
bandung 090909
Langganan:
Postingan (Atom)